Gubernur Koster Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Denpasar, Kapolda Bali Turut Hadir Kenang Semangat Perjuangan
Upacara peringatan Hari Pahlawan di Lapangan Puputan Margarana yang dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster-kapoldabaliofficial-instagram
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Upacara peringatan Hari Pahlawan di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin (10/11/2025), berlangsung khidmat dan penuh makna.
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, yang bertindak sebagai inspektur upacara, dan dihadiri oleh Kapolda Bali Irjen Pol.
Daniel Adityajaya bersama sang istri, Ketua Bhayangkari Daerah Bali Didit Daniel Adityajaya. Turut hadir pula Wakapolda Brigjen I Komang Sandi Arsana beserta jajaran pejabat utama Polda Bali.
BACA JUGA:Mengenal Marsinah, Kisah Buruh Perempuan yang Gugur Memperjuangkan Keadilan
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster membacakan amanat Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, yang menyoroti nilai-nilai keteladanan para pahlawan bangsa.
Dalam amanatnya, Gus Ipul menekankan bahwa semangat perjuangan tidak hanya diukur dari keberanian di medan perang, tetapi juga dari keteguhan hati dan keikhlasan dalam berjuang demi bangsa.
Gus Ipul menyebut ada tiga teladan utama yang dapat diwarisi dari para pahlawan.
Pertama, kesabaran — yakni kesediaan untuk menempuh jalan panjang perjuangan tanpa tergesa, sabar dalam belajar, menyusun strategi, dan menghadapi perbedaan pendapat.
"Dari kesabaran itu lahir kemenangan, karena para pahlawan sadar bahwa kemerdekaan tidak diraih secara instan, melainkan ditempa oleh waktu dan pengorbanan," bunyi amanat Mensos yang dibacakan Koster.
BACA JUGA:10 Nama Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto, Marsinah, dan Gus Dur
Teladan kedua adalah semangat mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Setelah Indonesia merdeka, para pejuang tidak berebut jabatan atau menuntut imbalan, melainkan kembali ke masyarakat untuk mengajar, membangun, dan mengabdi.
Menurut Gus Ipul, di situlah letak kehormatan sejati seorang pahlawan bukan dari jabatan yang dipegang, melainkan dari manfaat yang ditinggalkan bagi bangsa.
Sementara yang ketiga adalah pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang bukan untuk diri mereka, tetapi demi masa depan generasi penerus.
Sumber: