Hidupkan Literasi Lewat Warisan Budaya, Pemkab Buleleng Bedah Buku 'Jaya Prana Layonsari'

kegiatan bedah buku "Jaya Prana Layonsari" karya Putu Satriya Koesuma--Pemkab Buleleng
DENPASAR, DISWAY.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mendorong semangat literasi masyarakat melalui penguatan budaya lokal.
Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan kegiatan bedah buku "Jaya Prana Layonsari" karya Putu Satriya Koesuma.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, I Putu Ariadi Pribadi mengatakan bahwa mengenalkan karya sastra lokal kepada generasi muda sangatlah penting.
BACA JUGA:Jordi Amat Belum Ikut Sesi Latihan Timnas di Bali, PSSI Blak-blakan Ungkap Alasannya!
BACA JUGA:Jelang Lawan China, Mees Hilgers Merapat ke Bali
"Jaya Prana Layonsari bukan hanya kisah cinta, tapi juga menyampaikan nilai kejujuran, pengorbanan, dan kepedulian sosial," ungkap I Putu Ariadi.
"Karya seperti ini menjadi pondasi untuk membangun masyarakat yang berbudaya dan melek literasi," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara yang juga sebagai Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini menjelaskan, kegiatan tersebut dirancang untuk membangun ekosistem literadi yang melibatkan banyak pihak. Mulai dari dunia pendidikan dan komunitas literasi.
BACA JUGA:Kejuaraan Anggar Asia 2025 akan Berlangsung di Bali Juni Ini, Diikuti 400 Atlet dari 22 Negara
BACA JUGA:25 Atlet Anggar Indonesia Dikerahkan dalam Kejuaraan Asia di Bali, Ini Daftarnya!
"Bedah buku ini menjadi ruang refleksi. Sastra lokal bisa menjadi pintu masuk untuk memahami nilai-nilai kemanusiaan dan identitas Buleleng," ujar Kadis Era.
Tak berhenti di situ, penulis buku, Putu Satriya Koesuma, turut hadir dan membagikan kisah di balik proses kreatifnya.
Dia menuturkan, buku Jaya Prana Layonsari disusun berdasarkan penelitian dari 30 sumber buku. Termasuk naskah dan babad dari Gianyar, yang kemudian dikembangkan dengan imajinasi untuk menjangkau pembaca masa kini.
BACA JUGA:Polisi Ciduk 6 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba, Salah Satunya Ada 1 Pegawai RSUD Karangasem!
Sumber: