Cara Membangun Personal Branding yang Kuat di Era Digital

Cara membangun personal branding yang kuat di media sosial--freepik
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Di era digital saat ini memiliki personal branding bukan hanya untuk terlihat keren di media sosial, tapi soal bagaimana orang mengingat siapa kamu, apa yang kamu sukai, apa yang kamu pedulikan.
Personal branding ini juga diperlukan untuk pembeda antara satu dengan yang lain jika memiliki kemampuan yang serupa. Banyak orang yang beranggapan dengan membuat personal branding di media sosial membutuhkan jumlah pengikut yang banyak, engagement yang tinggi atau justru harus membuat konten yang viral.
Padahal yang diperlukan dalam membuat personal branding, yaitu konsistensi, keotentikan, dan harus pastikan apa yang akan menjadi fokus keahlian yang ingin dibuat untuk bisa dibagikan ke publik. Jika memfokuskan ke hal tersebut maka terlepas berapa jumlah pengikut di media sosial, efektivitas dari yang sudah dilakukan akan terlihat lebih nyata.
BACA JUGA:Cara Membuat Paspor Online 2025 Lewat Aplikasi M-Paspor, Praktis Tanpa Antre Panjang
Di era media sosial ini sudah seharusnya para anak muda membuat personal branding untuk memudahkan para fresh graduate, freelancer, dan pekerja kreatif dalam menuangkan apa kegemaran mereka yang bisa menjadi poin tambahan untuk dilihat oleh orang lain.
Selain itu personal branding merupakan sesuatu yang penting karena akan terhubung dengan audiens yang relevan, bisa munculnya kolaborasi atau bahkan sponsorship, bisa berlatih untuk membedakan diri di tengah persaingan yang makin ramai.
Berikut cara membangun personal branding yang kuat di media sosial:
- Pahami diri sendiri dengan mencari tahu tentang keahlian, kreativitas atau semudah seperti apa yang sedang digemari.
- Tentukan target audiens dan cari tahu di media sosial mana yang ingin dijangkau.
- Buat konten yang konsisten dan otentik, hal ini perlu dilakukan jika ingin konten yang dibuat terus diingat. Letakkan ciri khas dari pembuat karya.
- Bisa gunakan storytelling, cerita pribadi memiliki kekuatan yang cukup besar dalam menarik audiens.
- Adakan interaksi dengan pengikut dari media sosial dan ikuti komunitas untuk memperluas relasi atau bisa melakukan kolaborasi.
- Terus beradaptasi dengan tren yang ada agar tetap relevan tetapi jangan pernah hilangkan ciri khas.
- Setelahnya jangan lupa untuk lakukan evaluasi agar personal branding bisa terus berkembang dan menjadi lebih baik.
Kesalahan yang sering dilakukan dan cara menghindarinya:
- Biasanya banyak orang yang berfokus pada jumlah pengikut, hal ini perlu diubah dan selalu ingat bahwa kualitas lebih baik dengan kuantitas.
- Meskipun harus beradaptasi dengan zaman bukan berarti harus sampai kehilangan identitas dari personal branding yang sudah dibuat.
- Konsistensi yang buruk, dari jadwal unggahan atau konsep yang sudah dibuat di awal terus berubah hingga audiens juga menjadi tidak tertarik.
- Konten yang bersifat pura-pura akan terasa berjarak dengan audiensnya.
BACA JUGA:Bali Bidik Zero Kasus HIV 2030, Fokus pada ARV dan Layanan Remaja
Contoh nyata beberapa figur di Indonesia yang berhasil membangun personal branding dengan kuat dan konsisten:
- Maudy Ayunda, dikenal sebagai penyanyi dan juga seorang aktris, tetapi publik juga mengetahui mengenai personal branding Maudy yang membangun citra sebagai anak muda yang suka belajar. Misalnya, seperti latar pendidikannya yang saat itu menjadi sorotan banyak orang dan konten yang dia berikan ke publik selain berupa film dan musik, yaitu pembahasan yang selalu mengarah tentang belajar, pengembangan diri, buku kesukaan, dan pengalaman dia saat di sekolah.
- Raditya Dika, yang memulai kariernya sebagai seorang penulis dan komika kini juga fokus ke media sosial. Sebagai seorang komika membuat radit terbiasa dengan menulis materi komedinya, lalu Raditya Dika juga bisa dianggap sebagai story teller yang baik karena semua materi yang dituliskan bisa tersampaikan dengan baik ke audiens, membuat orang melihat dia sebagai seorang penulis dan komika yang andal.
- Vina Muliana, seorang konten kreator yang berfokus untuk mengedukasi masyarakat mengenai tips yang bisa digunakan dalam membuat lamaran kerja atau tentang kehidupan profesional lainnya.
- Jerome Polin, saat memulai kontennya, Jerome hanya mahasiswa matematika yang kuliah di Jepang tapi Jerome berhasil membuat konten yang dimulai dengan mengajarkan bahasa Jepang hingga akhirnya isi kontennya mengenai kehidupan Jerome di jepang dan bagaimana Jerome Polin memperlihatkan dia sebagai seseorang yang ambisius sehingga itu menjadi personal brandingnya.
Influencer yang namanya berada di atas itu merupakan sedikit contoh dari sekian banyaknya yang berhasil membangun personal branding dengan kuat di mata publik. Meskipun begitu, dari influencer di atas bisa dicontoh bagaimana kita bisa konsisten dengan apa yang dikerjakan walau saat dimulai jumlah pengikut masih sangat sedikit.
Selama menampilkan keotentikan dan melakukannya dengan konsisten maka adanya kemungkinan untuk bisa memiliki audiens yang lebih besar.
Sumber: