Wamenkes Dante Saksono Minta Orang yang Terintegrasi Ikut Diperiksa untuk Tekan Angka TBC di Indonesia

Wamenkes Dante Saksono Minta Orang yang Terintegrasi Ikut Diperiksa untuk Tekan Angka TBC di Indonesia

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya pemeriksaan terhadap individu yang memiliki kontak erat dengan pasien tuberkulosis (TBC), termasuk anggota keluarga serumah, sebagai langkah strategis untuk menekan ang--Instagram

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya pemeriksaan terhadap individu yang memiliki kontak erat dengan pasien tuberkulosis (TBC), termasuk anggota keluarga serumah, sebagai langkah strategis untuk menekan angka penderita TBC di Indonesia.

Wamenkes Dante menyoroti efektivitas pendekatan Active Case Finding (ACF) dalam mendeteksi kasus TBC yang belum teridentifikasi. Ia menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap individu tanpa gejala namun memiliki riwayat kontak erat dengan pasien TBC sangat krusial untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

"Dan pengobatan tuberkulosis ini tidak hanya sampai di situ kalau ingi diturunkan angkanya. Tetapi, diidentifikasi orang-orang yang ada di sekitarnya," ujarnya kepada awak media, Rabu 28 Mei 2025.

"Kalau ternyata dia negatif, dia harus tetap minum obat TBC. Namanya pencegahan tuberkulosis, TPT atau terapi pencegahan tuberkulosis," tambahnya.

BACA JUGA:Wamenkes Dante Saksono Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Terkendali, Masyarakat Diminta Selalu Waspada

Dante mengungkapkan untuk mengidentifikasi dan merawat pasien TBC dilakukan secara bersama-sama dan melibatkan masyarakat, seperti kader. Sebab, menurutnya hal ini tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan.

"Ini secara bersama-sama dan mengikutsertakan masyarakat supaya awareness-nya, kesadarannya menjadi baik. Kalau yang mengerjakan tenaga kesehatan saja secara eksklusif, nggak mungkin. Kita dibantu ibu-ibu kader yang hebat," pungkasnya.

BACA JUGA:Tekan Angka Stunting, Pemkab Klungkung Kolaborasi Bangun Layanan Kesehatan di Daerah

Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia dalam jumlah kasus TBC, dengan perkiraan sekitar 1.060.000 kasus dan 130.000 kematian setiap tahunnya.

Untuk menanggulangi hal ini, Kementerian Kesehatan menggalakkan program Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC) yang melibatkan peran aktif masyarakat dan kader kesehatan dalam mendeteksi dan mendampingi pasien TBC hingga sembuh.

Wamenkes Dante juga menekankan pentingnya memastikan pasien TBC menyelesaikan pengobatan sesuai protokol untuk mencegah resistensi obat yang dapat berakhir pada kematian.

Selain itu, dalam upaya memperluas deteksi dini, Kementerian Kesehatan telah menerapkan penggunaan teknologi seperti rontgen portabel dan Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mempermudah akses diagnosis TBC di berbagai wilayah.

Sumber: